Naskah Drama Keluarga Dadan
Selamat malam sahabat Netart semua, kali ini saya akan posting sebuah
naskah drama yang berjudul “Keluarga Dadan” naskah ini ditulis oleh teman saya,
dia adalah salah satu keluarga “Sanggar Seni Teater Lentera”.
By: Amang Eboy
(Sanggar Seni Teater Lentera)
Pemain:
Dadan = anak
Sudan =
ayah
Rida = ibu
Setting
Ruang tamu. Kursi, meja, rak tv, tv, pot bunga, asbak.
Dadan masuk memakai seragam sekolah SMA pulang
sekolah. Dadan menyimpan tas dan sepatu.
Dadan : assalamualaikum?!
Pada kemana nih? Bu? Dadan pulang.. yah? Dadan pulang yah.. pada kemana nih?
(berdiri hendak masuk kamar)
Sudan masuk sambil memainkan handphone
Sudan : eh dadan
udah pulang (tanpa melihat dadan dan masih sibuk dengan hpnya)
Dadan :
(hendak salaman) assalamuaikum
Sudan : waalaikumsalam (menyodorkan
tangan kanan, tangan kiri masih sibuk dengan handphonenya)
Lalu keduanya duduk. Dadan memperhatikan ayahnya
dengan muka melas
Dadan :
ibu kemana yah?
Sudan : lagi
didapur
Dadan :
ohh… (jeda) yah, dadan dapet juara 1 lomba teater tingkat SMA
Sudan : oh iya
(masih sibuk denga hp) dan, ko’ hp ayah bunyi terus ya?
Dadan :
(sambil melihat hp ayahnya) oh itu ada banyak pesan masuk yah
Sudan : dari
siapa?
Dadan :
oh ini dari operator Indosat yah
Sudan : ohh..
indosat (jeda) indosat itu siapa ya?
Dadan :
itu operator kartu ayah.. Ayah gimana sih
Sudan : maklum
lah kita kan baru saja tahu teknologi
Dadan :
wesh, si ayah ngomong teknologi
Sudah : yasudah
kamu ganti baju sana, terus makan (berdiri hendak pergi)
Dadan :
ayah mau kemana?
Sudan : ayah mau
ke Indosat
Dadan :
mau ngapain yah?
Sudan : ayah mau marahin Indosat.
Biar ga sms terus. Soalnya ayah takut ibumu cemburu sama Indosat. Yasudah ayah
berangkat dulu
Dadan :
(garuk – garuk kepala) ko’ marahin Indosat?
Tak lama kemudian ibu datang sambil membawa peralatan
masak dan daun pandan
Rida : eh dadan sudah pulang.
Yasudah ganti baju sana terus makan, terus bantu ibu di dapur. Eh, mending
solat dulu. Ibu tunggu didapur ya.. oh iya lupa tolong cuci daun pandan ini.
Yang bersih ya!
Dadan :
iya bu. Siap laksanakan
Rida kembali kedapur
Dadan : semenjak
keluargaku mendadak kaya, kenapa jadi seperti ini ya? Ayah dan ibu ku menjadi
sibuk sendiri. Padahal aku menginginkan banyak hal untuk keperluan sekolahku.
Aku kan ingin sepatu baru, tas baru, seragam baru, terus nambah uang jajan.
Kapan aku bisa bicara sama mereka ya? Hah nasib (tepok jidat)
Dadan keluar. Kemudian Sudan masuk dengan membawa
beberapa plastik dan kertas. Tak lupa pula handphonenya
Sudan : akhirnya aku punya ide
(sambil membungkus hpnya dengan plastik dan kertas yang ia bawa kemudian duduk
tenang. Tak lama hp berdering tanda pesan masuk) (tepok jidat) aduh! Padahal
aku sudah bungkus hp ini beberapa lapis pula. Tapi aku bingung selalu ada pesan
yang masuk. Pertanyaanku, lewat mana masuknya? (lemes) yasudahlah (keluarkan hp
lalu melemparnya)
Dadan masuk
Dadan :
ayah, kenapa handphonenya dibuang? Rusak? Bosen?
Sudan : bukan dan. Ayah hanya ingin
menjaga keharmonisan keluarga kita. Dari tadi handphone ayah bunyi terus. Ada
pesan masuk terus dari indosat.
Dadan :
emang isinya apa yah?
Sudan : Segera melakukan isi ulang
katanya, tambah bingung saja ayah, handphone kecil itu mau di isi apalagi?
Terus g ada tempat buat ngisinya. Emangnya karung bisa di isi
Dadan :
Aduh ayah (sambil tepuk jidat) di isi pulsa maksudnya
Sudan : (sudan
kaget) coba ambil lagi hpnya!
Dadan : (mengambil handphone) rusak yah..
Sudan : ah, itu masih utuh
Dadan : sudah mati ayah
Sudan : ya tuhan
ampunilah hamba-Mu ini yang sudah membunuh handphone. Semoga amal ibadahnya
diterima. Amin
Dadan : (tertawa terbahak-bahak sambil
menunjuk handphone) hahaha
Sudan : dadan, kenapa kamu tertawa? Menertawakan
ayah? Kualat kamu!
Dadan : eh, bukan ayah. Mana berani dadan
menertawakan ayah
Sudan : terus kenapa kamu tertawa?
Dadan : ini, ada temen di facebook bikin
status lucu
Sudan : facebook? Facebook bisa menghibur kamu?
Dadan : tergantung sih. Kalau ada yang lucu
pasti bikin ketawa
Sudan : oh gitu?
Yasudah berapa harga facebook? Ayah mau beli. Kalau bisa 2, buat ibumu 1 supaya
engga cemberut terus
Dadan : ayah, facebook itu bukan dibeli
Sudan : terus?
Dadan : facebook itu jejaring social yang
adanya di internet
Sudan : internet itu dimana?
Dadan : di hp ayah juga ada internet
Sudan : kan hp ayah udah almarhum
Dadan :
yasudahlah ayah! Dadan jadi pusing. Dadan mau kedapur saja, disuruh cuci daun
pandan sama ibu (dadan pergi)
Sudan : anak
zaman sekarang, selalu tidak menghormati orang tua. Orang tua lagi ngomong
malah ditinggalin. Bagaimana ya caranya mendidik anak supaya menjadi anak yang
di idamkan semua orang tua? Nanti juga dia terima akibatnya.
Rida : (suara) dadaaaaaaaannnnnnnnnnnn!!!!!!!
Dadan
berlari kedepan ayahnya. Rida masuk.
Rida : kemana si dadan?
Sudan : barusan dia lari keluar bu. Memang ada apa
sih? Ribut amat
Rida : ini
ayah, si dadan ibu suruh cuci daun pandan malah jadi seperti ini (menunjukan
daun pandan yang sudah berbusa sabun) masa, daun pandan di cuci pakai sabun?
Disikat pula
Sudan : emang ibu nyuruhnya gimana?
Rida : ibu nyuruh cuci daun pandan ini sampe
bersih
Sudan : anak kita memang pintar bu, dan perfectionist
Rida : (garuk-garuk kepala) emang ada yang salah
dari ibu?
Sudan : lah, ibu nyuruhnya sampai bersih
Rida : ah, pusing! Ayah sama anak sebelas
duabelas
Sudan : satu satu bu. Bukan sebelas duabelas
Rida : ah bodo! (keluar)
Sudan : dadan kesini nak
Dadan : (suara) ibunya sudah pergi yah?
Sudan : udah, tenang saja. Ada ayah
Dadan
masuk lalu duduk
Sudan : kamu
memang anak ayah yang paling pintar. Sekarang kamu bicara sama ayah apa yang
kamu mau
Dadan : nah, ini waktu yang paling ditunggu
sama dadan! Tapi dadan maunya ada ibu juga
Sudan : oh, sebentar, ayah panggilkan ibu
Dadan : eh, tapi aku takut dimarahin ibu yah
Sudan : tenang saja ada ayah. Bu? Ibuuu?
Rida : (suara) sebentaaaaaaarrrrrrrrrr!!!!!!!!!
Sudan : cepatlah bu! Anak kita mau bicara katanya
Rida
masuk. Dadan bersembunyi dibelakang ayahnya
Rida : dadan, nih henpong kamu ketinggalan di
dapur, nih ada telpon dari si caling.
Dadan :
mana bu sini, perasaan g ada yang namanya caling di daftar telepon. (mengambil
hp) ah g ada namanya bu.
Rida : itu ada si caling namanya ( menunjuk objek
) tuh ka nada.
Dadan
: aduh ibu, inimah calling. bukan
si caling.
Rida : tapi itu namanya caling
Sudan : sudah bu,
sudah !! tenang nak ada ayah. Bu, jangan dulu marah-marah kita dengarkan dulu
anak kita mau bicara. Cepatlah nak, apa yang mau kau bicarakan?
Dadan :
ayah, ibu, sebelumnya dadan minta maaf kalau dadan punya salah sama ayah dan
ibu. Memang keluarga kita baru saja mendapatkan penghasilan yang lebih. Tapi,
dadan gak mau kalau ayah sama ibu sibuk sendiri tanpa memperhatikan dadan.
Dadan tau, ayah dan ibu ingin mendidik dadan supaya menjadi anak yang berbakti
sama orang tua, dadan usahakan itu. Tapi di sisi lain dadan juga ingin
memperlihatkan prestasi-prestasi yang dadan dapatkan
Rida : dadan, langsung saja kamu mau apa?
Dadan :
kemarin dadan mendapatkan juara 1 lomba teater tingkat SMA, terus, dadan
mendapatkan ranking 1 dikelas tapi dadan malu seragam dan sepatu sekolah yang
dadan pakai sudah ga layak digunakan
Rida : (menangis)
Dadan :
sebenarnya dadan ingin membicarakan hal ini dari dulu, tapi ayah dan ibu selalu
saja sibuk. Ga pernah ada waktu buat dadan. ayah selalu marah ketika dadan
pulang telat dan kalau dadan mau ngasih alasan, ayah malah memberikan alasan bahwa ayah sibuk dengan
handphone ayah sendiri
Sudan : (menangis)
Dadan : ayah, ibu, tolong sisihkan waktu
kalian untuk dadan
Rida : nak, maafkan ibu ini semua gara-gara ayahmu
Sudan : loh? Ko’ ayah?
Rida : iya! Ayah selalu sibuk sendiri dengan
pekerjaan ayah
Sudan : ayah kan
seperti ini untuk keluarga kita ibu. Ibu sendiri kemana aja? Kan ibu selalu
dirumah, kenapa tidak memperhatikan anak kita?
Rida : ayah
(sambil menempelkan telunjuk di mulut sudan) mengertilah pekerjaan wanita
(hening sejenak)
Dadan :
sudahlah sudah! Kalau seperti ini terus, dadan mengundurkan diri jadi anak ayah
dan ibu. Dadan capek
Sudan : ibu, berapa pesangon yang harus ayah kasih
kepada dadan?
Rida : (menampar sudan) ayah! Itu anak kita ayah!
Sudan : oh iya, ayah lupa
Rida : jangan
kau ulangi ayah. Dadan anakkku besok kita pergi membeli semua keperluan
sekolahmu
Sudan : baiklah, ayah ikut
Dadan : oh iya bu, dadan juga pengen PS3 bu
Rida : dadaaann!! Beli satu aja belum tentu
kebeli, apalagi tiga!
Dadan : maksudnya nama PSnya PS3 ibu, bukan
PSnya ada 3
Rida : oh, yasudah, nanti kita beli
Dadan : terima kasih ayah, ibu
Kemudian
mereka berpelukan. Lalu melepas pelukan
Dadan : bu, dadan lapar
Rida : sebentar nak, ibu ke dapur dulu (keluar)
Sudan : anakku,
ayah berterimakasih karena kamu sudah menyadarkan ayah dan ayah akan berusaha
untuk menjadi ayah yang baik untuk keluarga kita
Dadan : iya ayah. Dadan juga berterimakasih
Rida : (masuk) (cengengesan) ayah, ibu mau nanya
Sudan : iya, ada apa bu?
Rida : ayah beli ikan sarden darimana?
Sudan : dari warung depan bu. Memang kenapa?
Rida : (cengengesan) ikannya jadi hancur ayah
Sudan : loh? Memangnya ibu apakan ikan sarden itu?
Rida : kan semua masakan harus kita cuci dulu
yah. Jadi ibu cuci ikan sarden itu. Di sikat pula
Dadan
& Sudan : (tepuk jidat) aduh!
(pingsan)
-SELESAI-
0 comentar :
Post a Comment